Rss Feed
Powered By Blogger

Guru TK “Terpaksa” Ajarkan Baca Tulis



            Sejumlah guru taman kanak – kanak kini “terpaksa” menekankan kemampuan baca, tulis, dan hitung kepada siswanya. Ini disebabkan adanya seleksi dan persyaratan siswa harus bisa membaca dan menulis saat masuk sekolah dasar (SD). Akibat kebijakan ini, guru taman kanak – kanak kurang optimal mempriotaskan upaya merangsang dan mengembangkan potensi anak secara holistik dan sebenarnya memang tidak dilarang di jenjang pendidikan taman kanak – kanak mengajarkan baca, tulis dan hitung (calistung) asal dalam pengenalannya tidak dilakukan secara memaksa. Banyak cara, misalnya lewat lagu dan permainan, kemampuan calistung si anak bisa berkembang dengan baik dan tidak membuat stress. Tetapi, tetap saja ada TK yang memfokuskan ke calistung alasan lebih diminati dan memang diminta orang tua.
            Hal tersebut disebabkan sejumlah TK yang lebih berfokus pada penguasaan baca, tulis dan hitung, layaknya belajar di SD, didorong berbagai faktor salah satunya, saat ini banyak sekolah dasar (SD) yang memang menuntut siswa kelas 1 (satu) sudah mampu menguasai calistung. Selain itu, banyak orang tua yang kurang berminat jika di taman kanak- kanak tidak di ajarkan calistung. Pasalnya, banyak sekolah – sekolah favorit yang mengadakan test baca, tulis dan hitung saat penerimaan masuk seleksi penerimaan siswa baru.
            Jadi, memang ada baiknya menerapkan calistung lebih dini pada si anak asal dengan cara yang benar, tidak memaksa dan mengasyikkan sehingga disukai si anak secara perlahan akan melekat pembelajaran di daya ingat anak. Akan tetapi, jangan sampai mengesampingkan cara – cara merangsang dan mengembangkan potensi dari orang tua  dan guru taman kanak – kanak itu sendiri yang berperan penting.

0 komentar:

Posting Komentar