Rss Feed
Powered By Blogger

Membuat 2 Paragraph dengan Pengembangan Berbeda dan Tema Sama



GELAR KEPRIHATINAN BUDAYA INDONESIA


Indonesia sangat kaya akan budaya, fakta ini tidak bisa disangkal lagi oleh siapapun. Namun dibalik kekayaan tersebut justru Pemerintah dan bangsa Indonesia sangat lemah mematenkan apa yang seharusnya menjadi hak bangsa Indonesia. Hal tersebut yang menjadi latar belakang dari acara Gelar Keprihatinan Budaya Indonesia yang berlangsung di Bandung, Jawa Barat. Dalam acara tersebut banyak membicarakan tentang Budaya Indonesia yang diklaim pihak negara luar seperti Malaysia, Belanda, Jepang dan Amerika. Contoh budaya yang diklaim Malaysia adalah Rendang (Sumatera Barat), tari Reog Ponorogo (Jawa Timur), alat musik Angklung (Bandung), tari tradisional Pendet (Bali), lagu Rasa Sayang Sayange (Maluku), dll. Dari Belanda ada Sambal Petai (Riau), Sambal Nanas (Riau), dan Kopi Gayo (Aceh). Di negara adidaya Amerika juga ada budaya Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti (Bali). Di Jepang ialah Kopi Toraja (Sulawesi Selatan). Banyaknya budaya yang diklaim pihak negara luar terutama yang paling banyak mengklaim budaya Indonesia sendiri ialah Malaysia. Membuat Indonesia semakin resah dan geram akan perbuatan Malaysia bila tidak diselesaikan dengan kepala dingin. (Paragraph Contoh/Ilustrasi)
Dari berbagai daerah yang diklaim budayanya datang menyuarakan aspirasinya. Terutama, dari pihak Paguyuban Reog Ponorogo se–Indonesia menyampaikan sejumlah pernyataan. Pertama, kesenian reog ponorogo bukanlah milik Malaysia, melainkan budaya asli Indonesia yang berasal dari kabupaten Ponorogo. Kedua, pernyataan Malaysia bahwa reog merupakan budaya milik Malaysia telah melecehkan dan menyakiti hati bangsa Indonesia. Ketiga, mereka menuntut pemerintah untuk mencabut pernyataan bahwa reog merupakan budaya Malaysia. Jika tuntutan itu tidak dikabulkan Malaysia, mereka akan mendesak pemerintah Indonesia untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia. Lalu, dari pihak Bandung Angklung pun sepaham dengan pihak Reog Ponogoro akan pernyataan tersebut. Akan tetapi, pihak Bandung Angklung lebih memfokuskan kepada pelestarian budaya Indonesia agar tidak punah dan dapat memantenkan budaya yang diklaim tersebut. Pihak – pihak yang datang dalam Gelar Keprihatinan Budaya Indonesia pun ada yang sepakat ada juga yang mempunyai pendapat berbeda pola berpikir pernyataan kedua pihak. Maka dari itu,mari bersama-sama kita jaga Identitas Indonesia sebagai warga Indonesia yang cinta akan tanah air ibu pertiwi ! (Paragraph sebab akibat)

Cara Memelihara Warna Ikan Hias

            Memelihara ikan hias di akuarium bagi kebanyakan orang bukan lagi sekedar hobi tetapi sudah menjadi perilaku “ketagihan”. Mereka rela mengeluarkan uang jutaan, bahkan puluhan juta rupiah untuk seekor ikan maskoki atau arwana. Ciri yang paling menonjol dari seekor ikan hias selain bentuknya yang khas dan warnanya yang menarik. Warna inilah yang membuat orang rela berjam – jam di depan akuariumnya. Akan tetapi, terkadang lama – kelamaan warna ikan hias ini akan memudar, bahkan akan hilang.
Untuk jenis ikan hias karnivor seperti arwana dan louhan, pemberian udang – udang kecil dapat membantu memelihara ikan hias. Untuk jenis ikan omnivore, pemeliharaan dengan memasukkan pigmen warna ke dalam pakan ikan. Pigmen warna ini dikenal dengan karoten. Karoten dihasilkan oleh tumbuhan, misalnya phytoplankton, alga dan sejumlah kecil jamur dan bakteri. Karoten dalam tumbuhan ini diberikan pada ikan melalui makanan (pellet). Oleh karena itu, gunakan cara memelihara warna ikan hias yang sewajarnya dan alami agar tidak merusak hidup dari ikan hias anda sendiri.

Guru TK “Terpaksa” Ajarkan Baca Tulis



            Sejumlah guru taman kanak – kanak kini “terpaksa” menekankan kemampuan baca, tulis, dan hitung kepada siswanya. Ini disebabkan adanya seleksi dan persyaratan siswa harus bisa membaca dan menulis saat masuk sekolah dasar (SD). Akibat kebijakan ini, guru taman kanak – kanak kurang optimal mempriotaskan upaya merangsang dan mengembangkan potensi anak secara holistik dan sebenarnya memang tidak dilarang di jenjang pendidikan taman kanak – kanak mengajarkan baca, tulis dan hitung (calistung) asal dalam pengenalannya tidak dilakukan secara memaksa. Banyak cara, misalnya lewat lagu dan permainan, kemampuan calistung si anak bisa berkembang dengan baik dan tidak membuat stress. Tetapi, tetap saja ada TK yang memfokuskan ke calistung alasan lebih diminati dan memang diminta orang tua.
            Hal tersebut disebabkan sejumlah TK yang lebih berfokus pada penguasaan baca, tulis dan hitung, layaknya belajar di SD, didorong berbagai faktor salah satunya, saat ini banyak sekolah dasar (SD) yang memang menuntut siswa kelas 1 (satu) sudah mampu menguasai calistung. Selain itu, banyak orang tua yang kurang berminat jika di taman kanak- kanak tidak di ajarkan calistung. Pasalnya, banyak sekolah – sekolah favorit yang mengadakan test baca, tulis dan hitung saat penerimaan masuk seleksi penerimaan siswa baru.
            Jadi, memang ada baiknya menerapkan calistung lebih dini pada si anak asal dengan cara yang benar, tidak memaksa dan mengasyikkan sehingga disukai si anak secara perlahan akan melekat pembelajaran di daya ingat anak. Akan tetapi, jangan sampai mengesampingkan cara – cara merangsang dan mengembangkan potensi dari orang tua  dan guru taman kanak – kanak itu sendiri yang berperan penting.

Indonesia Masih Identik Dengan Korupsi

            Indonesia ini negara besar, tapi banyak penyakitnya. Masalah yang paling melilit adalah korupsi dengan segala kaitannya dan masalah kemiskinan. Dibalik semua itu ada masalah lain yang menjadi faktor krusial, yakni soal watak atau perilaku para pemimpin dari puncak hingga bawah dihampir banyak lini pemerintahan bahkan non – pemerintahan. Para elit pemimpin seperti tidak mengurus negara ini dengan benar dan baik.
            Tengoklah bagaimana kasus Gayus Tambunan ditangani. Bagaimana kepolisian yang didukung pemerintah ingin tetap menangani perkara Gayus, padahal sudah terbukti tidak mampu, hingga yang bersangkutan selaku tahanan bisa lolos 69 kali keluar rumah tahanan Brimob yang katanya angker. KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) pun seperti tidak berhasrat menangani, seolah memiliki beban. Korupsi dan mafia kasus atau mafia hukum merajalela di Republik ini, hingga hukum dan para penengak hukum semakin loyo juga kehilangan kemampuan dan kepercayaan untuk memotong merantai penyakit yang terbesar satu ini.
            Maka dari itu, untuk menjadi pemimpin pun tidak mudah kita juga akan dimintai pertanggung jawaban oleh rakyat atau anggota kita. Jadi, belajarlah untuk diri sendiri dahulu berlaku jujur, adil dan mendahulukan kepentingan sesama agar dapat menjadi pemimpin yang berwatak arif dan bijaksana dan karena negara Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang berpihak pada rakyat bukan pada kepentingan pribadi semata. 
(Kisah nyata seorang anak penjaga warung)
Saya ? Berbeda dengan anak yang lain


            Dalam indahnya masa remaja yang dirajut dengan penuh kesenangan, keindahan, dan kebebasan hingga ia mencapai dewasa lalu terus berusaha berjuang mencapai sesuatu yang diimpikan dalam cita – citanya. Aku disini berbeda dengan yang lain. Aku tidak sama dengan anak dewasa seusiaku sekarang yang dengan bebas dan santainya mencari kesenangan diri sendiri. Aku adalah seorang anak perempuan sulung dan mempunyai dua adik lelaki yang masih dini usianya, sejak usia remaja duduk di bangku kelas 2 (dua) SMP sudah merasakan bagaimana sulitnya mencari sesuap nasi demi untuk membantu keadaan finansial keluargaku. Setelah pulang dari sekolah dulu atau kuliah tidak pernahku absen untuk menjaga warung milik keluargaku.
        Suka dan duka yang aku rasakan dalam menjalani aktivitas di warung tersebut. Warung ini adalah hasil usaha kecil – kecilan ibu dan bapakku, tetapi tugas aku disini tetap membantu ibu  bergantian menjaga warung dan bapak mencari nafkah dengan pergi ke kantornya. Dari sukanya, aku merasakan betapa Tuhan begitu baik kepada aku dan keluargaku untuk dapat bersama – sama memajukan usaha warungku menjadi cukup besar sekarang dan sudah mempunyai banyak pelanggan. Tapi yang paling hebat dan mempunyai peran penting adalah ibuku. Beliau itu,dahulu tidak dapat bersekolah dengan baik dan mempunyai cita – cita agar anaknya dapat sekolah tinggi tidak sepertinya, beliau pun mengupayakan hal tersebut. Dari usaha warung kecil – kecilan kami ibuku banyak belajar mulai dari perniagaan hitung – menghitung dan melancarkan ibuku untuk baca tulis dengan benar agar tidak dibodohi pelanggannya.
            Dalam duka yang kadang ku rasakan, aku tidak bisa benar – benar istirahat di rumah seperti temanku di rumah lainnya seusai pulang kuliah, rumah bukan lagi tempatku beristirahat melainkan kerja dan kerja kembali sampai malam dan warung tutup. Lelah memang tetapi hasilnya dari kerja keras aku dan ibuku dipetik sekarang. Sampai saat ini, berkat warung ini dapat membantu biaya aku kuliah, adik – adikku sekolah serta jajannya. Tetapi, dalam semua kehidupan yang ku jalani memang ini garis kuasa Ilahi yang harus tetap ku lewati. Aku pun tak ingin menjadi anak yang tidak tahu cara berterima kasih kepada jasa kedua orang tuaku. Aku berusaha untuk dapat mengikuti mata pelajaran dengan baik, berusaha menjadi yang terbaik dalam bidang akademik atau non akademik walau harus belajar dan mengerjakan tugas di warung serta Alhamdulillah bisa mendapat peringkat atau nilai terbaik di kelas. Sejenak terbesit dalam pikiranku yang sekarang aku menginjak kuliah dalam jurusan Sistem Komputer untuk memajukan usaha ibuku yang warung biasa menjadi minimarket berbasis perhitungan menggunakan mesin hitung dan uang. Ini impian kecilku dan Pesanku untukmu kawan jangan pernah malas membantu orang tua kita selama mereka masih hidup kalau tidak, kita akan menyesal dikemudian hari nanti dan jangan pernah berhenti bermimpi meraih apa yang kalian impikan karena Tuhan Maha Melihat dan Mendengar doa hamba-Nya.

Modus pencurian di warung kecil merajalela

Tindak kejahatan criminal memang tak mengenal waktu kapan, dimana kita berada. Saat kita sedang lengah atau tidak kita bisa saja menjadi korbannya. Sasaran empuknya baru – baru ini penulis alami terjadi di warung atau toko kecil miliknya. Banyak modus yang dijalankan oleh pelaku kejahatannya yaitu, salah satu dengan membuat bingung si pedagang saat membeli dan pengambilan uang titipan dagangan (contoh : kue, kerupuk,dll) bukan kepada orang yang sering mengambil hasil keuntungan dagangannya.
Disini, penulis akan menjabarkan modus secara mendetail yang digunakan pelaku kejahatannya. Pada kasus pertama, pelaku kejahatan dengan modus membeli suatu barang dengan uang cukup besar Rp 50.000,- lalu saat bertransaksi membeli si pelaku kejahatan berusaha membuat bingung pedagang membeli banyak barang dan pada akhirnya ada banyak barang yang tidak jadi dibeli serta si pelaku kejahatan pun tergesa – gesa dalam menjalin aksinya sehingga penjual ikut resah dan pada akhirnya si pelaku kejahatan mendapat keuntungan uang lebih dari dia membeli pertama kali dapat Rp 50.000 – Rp 150.000.
Kasus kedua, mungkin pelaku kejahatan ini sudah mengetahui situasi keadaan warung atau toko kecil yang dikunjunginya. Dia datang sebagai orang asing yang bukan sering menitip barang dagangan pada pagi hari dimana si pedagang sibuk dengan aktifitasnya, si pelaku kejahatan tiba – tiba terlebih dahulu minta suatu barang dagangannya dengan alih – alih untuk di isi ulang kembali padahal dia ingin mengambil smua untung barang dagangan orang lain lalu dengan gelagat yang mencurigakan si penitip barang dagangan (pelaku kejahatan) ingin pulang kampung atau dengan alasan lain tidak dapat mengisi barang dagangan dahulu sehingga pelaku kejahatan tidak dikenali kembali dan dengan mudah membawa hasil keuntungan dagangan orang lain.
Kasus di atas adalah sebagian dari banyak modus yang dijalankan si pelaku kejahatan yang diungkapkan penulis. Semoga kita sebagai manusia awam tidak cepat lengah oleh tindak kejahatan di sekitar lingkungan kita kecil atau besar masalah kriminal tersebut. Kita harus tetap menjaga diri,waspada dan selalu berhati – hati. 

Padatnya parkir di Kampus Gunadarma
J1 (Kalimalang)


Dalam proses belajar mengajar dilaksanakan pada tingkat mahasiswa pasti disibukkan dengan segudang aktivitas kuliah yang cukup padat mulai dari belajar biasa untuk persiapan ujian, melaksanakan praktek, ujian kuliah itu sendiri (UTS, UAS dan UU) serta mengerjakan tugas kuliah. Tapi apa jadinya, bila kita sedang bersemangat untuk kuliah jauh – jauh datang dari rumah tiba – tiba disuntukkan dengan keadaan tempat parkir kendaraan yang padat sehingga menjadi lamban untuk proses belajar kita dalam sampai di kelas.
             Saya sebagai penulis yang berkuliah di Universitas Gunadarma kampus J1 (Kalimalang) dapat merasakan hal dalam pemparkiran yang tidak diinginkan tersebut, seperti saat kendaraan masuk dan tiba – tiba tempat parkir sangat penuh membuat jengkel sehingga saya harus parkir di belakang balik gedung J1 (Kalimalang) paling ujung.
         Ini adalah sebenarnya pekerjaan kita bersama mahasiswa bukan hanya penjaga keamanan (satpam) Gunadarma itu sendiri. Disini, penulis ingin menyampaikan sedikit solusi untuk menghadapi padatnya kendaraan mobil atau motor untuk parkir yaitu, dengan cara dibuat bangunan bertingkat dalam lahan parkir sehingga tidak terjadi pemborosan tempat parkir dan solusi lain agak keberatan dikenakan tarif parkir cukup tinggi (mahal) contoh, Rp 4.000,-/jam agar pengendara beralih ke kendaraan umum atau menumpang kepada teman yang deket rumah searah. Jadi, kita dapat mengambil pelajaran untuk menggunakan kendaraan yang secara se efisien dan efektif mungkin.

Galau Melanda Menghadapi PI (Penulisan Ilmiah)


Mungkin teman – teman mahasiswa di Universitas manapun saat semester 4 atau 5 sedang mengalami kegalauan menghadapi Penulisan Ilmiah (PI) yang akan dilaksanakan pada semester 6 (enam). Saya pun sebagai penulis yang duduk dibangku semester 5 (lima) merasakan hal yang sama dan cukup galau memikirkannya, dimana tugas kuliah dari dosen sedang menumpuk – numpuknya kita harus memikirkan judul dan tulisan apa yang akan kita ajukan pada Dosen Pembimbing (DP). Kita sendiri harus pintar serta cermat mengolah waktu berpikirnya.
Saat awal kuliah baru masuk perkenalan di semester 5 (lima), saya dan teman – teman satu kelas mendapat beberapa masukkan seputar gambaran Penulisan Ilmiah (PI) serta tips - tips dari dosen yang mengajar, yaitu :
a.       Rajin datang keperpustakaan 2 minggu sekali untuk mengunjungi ke perkumpulan buku – buku Penulisan Ilmiah tahun lalu sebagai acuan dalam penulisan. Dari sana, kita mengambil 3 (tiga) judul Penulisan Ilmiah (PI) dengan Dosen Pembimbing yang sama agar kita dapat melihat karakter dari Dosen yang membimbing Penulisan Ilmiah kita.
b.      Pilihlah judul Penulisan Ilmiah (PI) yang tepat sasaran dan tepat waktu untuk dapat diselesaikan.
Dapat ditelaah, cukup  sulit dan banyak waktu untuk itu semua dimana kita butuh ide entah yang datang tiba – tiba (spontan) atau yang dipikirkan secara matang – matang. Saya pun sendiri masih tahap memikirkan gambaran yang terbaik untuk PI sendiri dan akan lebih baik kita berbagi cerita, informasi dan berita dengan kakak kelas yang sudah melakukan hal tersebut.
Jadi, sebaiknya dipikirkan dari sekarang segera mau menoreh tulisan apa untuk PI nanti dari sekarang agar hari esok kita tidak gegabah, banyak konsultasi dengan dosen, teman, maupun kakak kelas dan yang terpenting DOA lalu USAHA jangan pernah putus.